PERTOLONGAN
PERTAMA SAAT KERACUNAN
Keracunan merupakan salah salah satu
kegawatdaruratan medis yang sering terjadi dan dapat terjadi dimana saja. Baik
itu di rumah, mobil, lingkungan kerja, dan bahkan di pegunungan.
Keracunan bukanlah hal yang dianggap remeh dikarenakan dapat mengakibatkan
kematian jika tidak diangani dengan benar. Oleh karena itu, penanggulanan
keracunan harus diketahui oleh semua masyarakat. Khususnya pertolongan pertama
dalam mengatasi keracunan sebelum pertolongan lanjut dari dokter.
Untuk mengetahui cara menggulanginya,
kita harus melakukan diagnosis serta mencari bukti-bukti yang diperoleh dari
tempat kejadian, guna mengetahui jenis racun yang menyerang. Yang tidak kalah
peting adalah mengetahui tempat masuknya racun kedalam tubuh. Racun dapat
masuk ke tubuh melalui per oral (zat yang tertelan), inhalasi (gas), dan
absorbsi permukaan kulit. Hal ini penting diketahui karena berpengaruh
pada efek kecepatan dan lamanya reaksi keracunan.
Inilah gejalanya
Anda mungkin mengalami keracunan jika
anda beberapa gejala klinis sesuai dengan penyebabnya. Gejala klinis tersebut
antara lain: turunnya frekuensi nafas, pupil yang melebar (dilatasi), turunnya
laju nafas, denyut jantung menjadi lebih cepat atau lebih lambat, pusing,
diare, cramp perut, halusinasi, air liur yang berlebihan, sianosis
(kebiruan pada kulit), penurunan kesadaran, dan gejala klinis lainnya.
Bagaimana selanjutnya ?
Jika anda atau anda melihat orang lain
mengalami gejala klinis yang telah disebutkan, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah melakukan pembebasan jalan nafas, perbaikan fungsi pernafasan
dengan ventilasi dan oksigenasi serta perbaikan sistim sirkulasi darah. Langkah
konkritnya anda dapat keluar atau mencari tempat yang teduh serta memiliki
sirkulasi yang baik, usahakan tubuh se relax mungkin dan melepas/membuka segala
sesuatu yang menghabat jalan nafas seperti melongarkan pakaian.
Menolong diri sendiri atau orang lain
Dekontaminasi merupakan terapi
intervesi yang bertujuan untuk menurunkan pemaparan terhadap racun, mengurangi
absorbsi, dan mencegah kerusakan. Jika anda ingin menolong orang lain,maka anda
harus menggunakan sarung tangan, masker dan apron. Tindakan dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu :
1. Paru-paru
Jauhkan diri dari pemaparan inhalasi
zat racun.
2. Mata
Posisi kepala ditengadahkan dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Buka kelopak mata perlahan
dan aliri dengan aquades atau NaCl 0,9% secara perlahan samapai zat racunnya
diperkirakan sudah hilang (hindari bekas larutan pencucian mengenai wajah atau
mata lainnya) selanjutnya tutup mata dengan kassa steril.
3. Kulit, rambut, dan
kuku
Lepaskan pakaian, arloji, sepatu, dan
aksesori lainnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan tutup
rapat, cuci/scrubbing bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan di sabun
minimal 10 menit, selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
4. Pencernaan
Penelanan merupakan rute pemaparan yang
tersering, sehingga tindakan pemberian bahan pengikat (karbon/arang aktif)
yaitu dengan dosis 30-50g dan 240 ml air, pengenceran dengan minum air dingin
atau susu sebanyak 250 ml,atau dengan induksi muntah dapat mengurangi jumlah
paparan bahan toksik.
Setelah dekontaminasi dilakukan,
apabila anda masih merasakan gejala yang sama, segeralah berkonsultasi dengan
dokter. Dokter akan melakukan terapi lebih lanjut seperti pemberian oksigen
lembab 100% serta ventilator pada keracunan paru, melakukan irigasi usus,
aspirasi, kumbah lambung, irigasi usus, bedah pada keracunan pencernaan, dan
terapi obat yang dibutuhkan.
Berikut ini adalah beberapa
obat yang dapat berpotensi menimbulkan alergi :
1.
Antibiotik,-
sering disebabkan penisilin dan antibiotik yang mengandung sulfonamid. Namun
antibiotik juha dapat menimbulkan reaksi nonallergic seperti mual dan diare.
2.
Vaksin,-
dalam kasus tertentu, reaksi alergi dapat disebabkan oleh vaksin iu sendiri,
tetap yang paling sering karena dipicu oleh bahan-bahan lain dalam vaksin
seperti telur atau neomycin.
Reaksi
alergi obat ini biasanya muncul beberapa menit setelah anda mengkonsumsi obat
tersebut. Namun pada beberapa kasus ada juga yang muncul setelah beberapa hari
bahkan minggu pasca mengkonsumsi obat. Dan untuk mengenali gejala yang timbul
akibat alergi obat, berikut ciri-cirinya :
- Ruam kulit
- Gatal
- Gatal-gatal biduran atau kaligata
- Demam
- Wajah bengkak atau sembab
- Sesak nafas
- Anafilaksis (reaksi yang mengancam jiwa pada keadaan serius dan darurat), tandanya penyempitan saluran nafas dan tenggorokan, shock, penurunan tekanan darah, nadi cepat dan lemah, mual, muntah atau diare, pusing, rsaa melayang atau bahkan hilang kesadaran.
Ternyata alergi yang selalu
dianggap sebagai suatu gejala yang ringan, dapat mengantarkan kita pada pintu
maut. Itulah mengapa kita harus mengatasi berbagai masalah terutama masalah
kesehatan sejak dini atau sejak masalah tersebut masih bersifat ringan.